Rabu, 12 September 2012

Surat Untuk Diriku Sendiri


Probolinggo, 091129 Maret 2015

Hai, aku! Apa kabarku?

Aku baik-baik saja di sini. Semua sudah berlalu jauh sekali. Aku akhirnya bisa bangkit setelah sekian lama menghilang karena rindu ini terlalu pedih untuk diingat.MJ yang dahulu sering menimbun rindu, kali ini menuai kekecewaan. Sudah, aku bilang semua sudah berlalu.
Cerita itu bermula dari kekecewaanku karena MJ, gebetanku yang teramat kusayangi, menghilang tanpa jejak. Setiap detik, menit, hari, bulan bahkan tahun kumencarinya. Sebelumnya, kami sempat menikmati makan malam yang romantis, disaksikan oleh dua batang lilin yang menyala dengan senyum, dihiasi oleh taman dan diselimuti oleh bintang-bintang yang merasakan aura bahagia kami. Satu minggu kemudian, setelah aku itu, dia menghilang. Aku tak tahu kemana perginya belahan hatiku itu. Semua alat komunikasi mati, seakan MJ ditelan bumi.

JANJI
janji…..
Di manakah dirimu?
Di saat aku mencintamu kuat, menggenggammu erat, kau malah hilang tanpa jejak.
Berbulan-bulan bahkan tahun ikut berganti namun tak juga kudapatkan suatu kabar tentang dirinya. Hari-hariku hanya ditemani sepi, sepi dan sepi. Penantian ini kapankah akan berakhir?
Suatu ketika, aku bertemu dengan sahabat MJ sewaktu SMA, Tara namanya.. Tiap kali aku menanyakan di mana MJ dia selalu terlihat mengelak. Entah apa maksudnya, tapi aku terus bertanya sehingga dia terlihat bosan dan akhirnya menyerah.
“MJ, meninggalkanmu. Dia sudah punya kekasih sekarang dengan yang Lebih dewasa dan pintar mengikat rambutnya , mereka terlihat bahagia”.
“Maaf jika terkesan mengelak, MJ melarangku memberitahumu, dia takut kamu akan marah padanya. Aku kasian padamu , makanya aku ceritakan. Maaf aku hanya bisa berbicara sampai di sini saja”.
Tara lalu menunjukkan foto-foto MJ. Ya mereka tampak bahagia sekali dan MJ tampak tidak memikirkan aku sama sekali.
Aku hanya bisa terpaku. Aku yang tadinya berharap menemukan kabar baik di balik cerita Tara, malah menemukan kiamatku. Pikiranku sudah kalut dan dicerca oleh harapan dan penantianku selama ini.
Aku pulang , berjalan menyusuri trotoar yang ramai sekali. Tak ada sekeliling yang kuperhatikan, tatapan mataku kosong dan hancur. Penantianku adalah kiamatku.
Penantian yang kuharap suatu saat akan kubawa ke masa depan, kini hanya menjadi kertas corat-coret yang tak berguna.
Dua tahun telah berlalu. Kini aku sudah memiliki kekasih lagi, dan kebetulan sekali kami se profesi . Mungkin aku tidak akan menyia-nyiakan diriku lagi dalam penantian yang semu. Kadang aku hanya bisa berpesan pada diriku sendiri, jangan sampai kamu terlalu mencintai orang lain sehingga kamu lupa mencintai dirimu sendiri.
 
Aku hanya berdoa, semoga kita baik-baik saja
Kita pernah ada
Kita pernah saling berbagi dan berbahagia
Salahku yang berharap terlalu tinggi
Kamu tidak salah, sayang
Kamu berhak menentukan bahagiamu
Semoga ini adalah perpisahan yang baik
Tanpa perlu lagi kita untuk bertemu dan saling meminta maaf
Aku sudah memaafkanmu, MJ.

2 komentar: