Rabu, 22 Agustus 2012

Rindu


Aku merindukanmu seperti kemarin itu adalah seribu tahun yang lalu,
dan esok adalah sejuta tahun lagi,
seperti pertemuan kita malam itu adalah hari pertama mentari terbit lagi setelah seabad langit gelap tanpa cahaya,
dan seperti perpisahan kita dini hari itu adalah malam di mana bulan baru saja dilepaskan dari tawanan raksasa jahat.

Bisa kamu bayangkan betapa tersiksanya aku?
Bisa kamu bayangkan betapa tak putusnya aku berdoa untuk pertemuan kita berikutnya?
Bisa kamu bayangkan betapa seharusnya kamu mengerti ini?

Kamu tahu, aku tadi berdoa pada Tuhan. Dan aku memintamu. Semoga Ia akan mengabulkannya. Setiap kali aku melantunkan barisan harapan-harapan, aku menyelipkan namamu. Semoga saja Tuhan mendengarkan. Tapi tak mengapa jika Ia belum menjawab pintaku hari ini. Aku yakin, esok Ia pasti memberikan petunjuk.

Adzan Subuh baru saja berkumandang. Tidak bisa tidur. Perutku sakit. Dan kepalaku mulai berdenyut. Yah, sakit dikepalaku ini kerap datang sehabismemikirkanmu. Rupanya peraturan tidak tidur lebih larut dari pukul tiga harus lebih ditaati lagi.

Ssstt.. Jangan lagi berisik! Sepertinya, aku sudah hampir tertidur…………

2 komentar: